lensasemutiren.com - Masih tentang Fabriek Fikr 2, sebuah pertunjukan luarbiasa dari seniman seniman Indonesia, bergerak bebas tanpa batas batasan, bisa dibilang kontemporer dan apstrak. memang saya tidak paham betul soal seni, tapi saya menyukai sebuah seni, entah sebagai pelaku seni fotografi ataupun penikmat seni. selalu kagum dengan karya-karya yang menurut saya luarbiasa.
Pada acara Fabriek Fikr ke 2 itu ada salah satu pertunjukan yang betul betul memikat rasa penasaran saya, sehingga saya wajib datang 2 hari untuk menyaksikannya. Pertunjukan yang paling saya sukai adalah pertunjukan yang pertama, dimana para para penari kontemporer berkolaborasi dengan seniman lukis. Mereka menari, dan mereka bergerak bebas, seperti menari di dimensi lain, bergerak seperti aktifitas di kala pabrik gula colomadu masih aktif. Gerakan gerakan mereka seakan mengajak kita untuk berbicara tapi ituhanya sebuah halusinasi. rambut panjang yang dilumuri tintan hitam yang dikibaskan seakan keadan saat itu marah dan lelah.
Tergores di atas canvas putih yang bersih, Saya berfikir dan menebak-nebak seperti apa bentuk lukisan yang akan tercipta di atas canvas itu. ketika itu para pelukis memulai dengan warna warna seperti warna aura, tatapn mereka seakan marah dan kesal entah apa yang terbentuk dalam lukisan itu hitam menjadi bayangan, warna merah kuning biru dan sebagainya menjadi arti sendiri bagi sang pelukis.
Saat itu juga pikiran dan rasa ini mulai mengikuti alur, dan berimajinasi seakan warna warna di atas canvas itu terbentuk secara misterius, mungkin terlalu berlebihan tapi itulah yang saya pikirkan. pertunjukan ini sekaan menjadi sebuah grafitasi untuk mencoba, belajar melukis. tapi apalah daya. cet yang di gunakan teknik seperti apapun saya tidak mengetahui, butuh proses panjang bisa melukis seperti mereka. hal ini menjadi pengingat, dan berandai-andai.
Silahkan beriimajinasi sesuai alur pikiranmu...
Pada acara Fabriek Fikr ke 2 itu ada salah satu pertunjukan yang betul betul memikat rasa penasaran saya, sehingga saya wajib datang 2 hari untuk menyaksikannya. Pertunjukan yang paling saya sukai adalah pertunjukan yang pertama, dimana para para penari kontemporer berkolaborasi dengan seniman lukis. Mereka menari, dan mereka bergerak bebas, seperti menari di dimensi lain, bergerak seperti aktifitas di kala pabrik gula colomadu masih aktif. Gerakan gerakan mereka seakan mengajak kita untuk berbicara tapi ituhanya sebuah halusinasi. rambut panjang yang dilumuri tintan hitam yang dikibaskan seakan keadan saat itu marah dan lelah.
Tergores di atas canvas putih yang bersih, Saya berfikir dan menebak-nebak seperti apa bentuk lukisan yang akan tercipta di atas canvas itu. ketika itu para pelukis memulai dengan warna warna seperti warna aura, tatapn mereka seakan marah dan kesal entah apa yang terbentuk dalam lukisan itu hitam menjadi bayangan, warna merah kuning biru dan sebagainya menjadi arti sendiri bagi sang pelukis.
Saat itu juga pikiran dan rasa ini mulai mengikuti alur, dan berimajinasi seakan warna warna di atas canvas itu terbentuk secara misterius, mungkin terlalu berlebihan tapi itulah yang saya pikirkan. pertunjukan ini sekaan menjadi sebuah grafitasi untuk mencoba, belajar melukis. tapi apalah daya. cet yang di gunakan teknik seperti apapun saya tidak mengetahui, butuh proses panjang bisa melukis seperti mereka. hal ini menjadi pengingat, dan berandai-andai.
Silahkan beriimajinasi sesuai alur pikiranmu...
sudah berimajinasi? dan apa yang anda pikirkan?
terimakasih sudah berkunjung di blog saya