Lensasemutireng.blogspot.com_ Setiap pagi aku dan anakku Gading menyambut mentari di tepijalan yang masih jarang bangunan. Dedaunan dan padi menjadi penyejuk mata kami, seakan aku memang harus belajar melihat dan memaknai dari segala hal dengan bahasa cinta. Di usiaku yang sudah berkepala tiga tapi aku belajar dengan sosok anak balita yang baru berumur satu tahun. Tidak mengucap dengan jelas, hanya menggunakan ekspresi kami bisa mengerti dan tertawa bersama. Orang-orang dewasa bilang bahwa bayi itu tidak mengerti, ora mudeng!. Tapi ada hal yang menggelitik nalarku, sehingga aku coba meneliti dengan mengamati dan belajar mendengar kepada anakku. Dari keseharian anak itu selalu menyapa siapa saja yang melintasinya, seakan ia ungkapkan hai... Sungguh ramah anak ini, dan cara berfikir natural, jujur tanpa ada batasan dan kebohongan dalam ekspresi yang terlihat membuat aku harus bercermin diri. Haruskah manusia itu berprasangka terhadap mahluk lainnya.
Selamat datang di galeri foto saya, yang berisi tentang perjalan fotografi saya dari berbagai ruang fotografi.