Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

belajar di tahun kembar

Lensasemutireng.blogspot.com _ 2020 angka kembar yang aku lewati masa ini. Tinggal menghitung hari angka sudah berubah lagi, apa yang akan terjadi? seakan waktu itu begitu cepat, seakan aku merasa kurang tentang waktu ini. 2020 menjadi tahun dimana aku dapat benar-benar belajar melihat dan berkaca di cermin yang bening. Tahun 2020 seperti cambuk dunia agar aku sadar kalau aku hidup, hidup harus bermanfaat walau tahun ini banyak kekecewaan, kegagalan, ketidak produktifan dalam berkarya setidaknya ini adalah tahun dimana aku harus mengolah rasa dan pikiran agar kelak lebih baik, dan tumbuh, mekar kembali di tahun yang akan datang. aku harus berdiri tegak berjuang menggapai mimpi, tanpa menyerah dan putus asa, memang seperri ini lah hidup, tidak perlu aku melihat fatamorgana yang bukan jalanku. Yang perlu aku lakukan adalah berjalan, berjuang. Tidak perlu aku berfikir tentang hasil karena itu bukan tugasku.

Menyapa adalah bahasa cinta

Lensasemutireng.blogspot.com_ Setiap pagi aku dan anakku Gading menyambut mentari di tepijalan yang masih jarang bangunan. Dedaunan dan padi menjadi penyejuk mata kami, seakan aku memang harus belajar melihat dan memaknai dari segala hal dengan bahasa cinta. Di usiaku yang sudah berkepala tiga tapi aku belajar dengan sosok anak balita yang baru berumur satu tahun. Tidak mengucap dengan jelas, hanya menggunakan ekspresi kami bisa mengerti dan tertawa bersama. Orang-orang dewasa bilang bahwa bayi itu tidak mengerti, ora mudeng!. Tapi ada hal yang menggelitik nalarku, sehingga aku coba meneliti dengan mengamati dan belajar mendengar kepada anakku. Dari keseharian anak itu selalu menyapa siapa saja yang melintasinya, seakan ia ungkapkan hai... Sungguh ramah anak ini, dan cara berfikir natural, jujur tanpa ada batasan dan kebohongan dalam ekspresi yang terlihat membuat aku harus bercermin diri. Haruskah manusia itu berprasangka terhadap mahluk lainnya.

RUWET

  lensasemutireng.blogdpot.com _  Hari-hari ini sangat terasa panas, hawa dingin terkadang datang. Terkadang juga menjelang sore hari hujan turun menyirami halaman kampong kami, aku diam dan memperhatikan, ada apa ini?   Aku anggap ini biasa-biasa saja, bukan tanda dari alam, walau aku sebenarnya tidak tau apa-apa. Hanya pikiran yang halusinasi.   Aku ini cuma bagian isi dari kota, dan kota bagian dari pulau, pulau – pulau itu bukan Indonesia, Tapi Indonesia bagian dari kami yang banyak. Para petinggi-petinggi Negara dan para pengusa ibarat seperti dewa yang tidak pernah kenyang dengan hidangan sepesial dari sang maha kuasa sekan perlahan makin lama ingin menyaksikan penderitaan manusia yang KATANYA mahluk sempurna? Tapi sisi bringas dan rakus bagai binatang tanpa ada rasa dan kesadaran berfikir, sekan di otaknya tetang kepentingan personal dan kelompok yang menentukan kebenaran secara sepihak tanpa ada rasa kasih saying, sepertinya mereka itu tidak memiliki cermin di dalam

Perubahan perlu mengorbankan.

lensasemutireng.blogspot.com _ Merekam di jalanan, melihat perubahan secara perlahan. karena aturan, kebudayaan mulai menepi dari tengah kota.   Sebelum senja tiba aku berjalan tidak tau kemana, tancap gas mengikuti naluri dan roda bergulir. Aku terhenti melihat perubahan jalanan yang lagi dibangun lebih megah demi menghindari kemacetan, di tepian jalan tertutup pembatas hingga para pedagangpun tutup, dan tersisa satu yang tetap yakin berdagang, walau tidak ada yang memperhatikannya. Sebagian mulai terlihat tanda dan kata " tanah ini di jual" . Sudah dilanda pandemi, para pedagang kaki lima di tepi jalan di setiap malam yang sering di sebut PASAR SENGGOL itu kini tinggal cerita. Berpindah tempat di sepertiga batas kota, entah nasip mereka seperti apa. aku melihat laju para pengguna jalan tanpa ada lawan, jalur seperti lorong sepi tiada kehidupan. Terlihat dua manusia bertato tapi berjiwa ramah menyapaku, " DINGGO KORAN MAS?

Bercermin untuk mencari Keyakinan dan Ketekunan

Lensasemutireng.blogspot.com _ aku pernah berbicara dengan seorang biksu yang bijak, ia mengatakan hal tentang kehidupan dari pandangan keyakinannya. Kata Sang Buda " Hidup Di Dunia itu Sulit" karena kita di kasih tanggung jawab, tugas dan peran dalam hidup. Maka selalu ingat dengan sang pencipta Aku berjalan menuju keramaian untuk bercermin, aku berdialog untuk melepas amarah. Lalu aku berjalan menelusuri lorong-lorong dinamika, yang aku temukan adalah keyakinan dan ketekunan. Aku duduk sejenak sambil menikmati sebatang rokok dan segelas teh panas di siang bolong mengamati drama di depanku yang tiada hentinya hingga akhir waktu. Menyapa para pejuang dengan pusaka SUMEH, memulai dialog cinta tanpa ada batas siapa kamu dan siapa aku?. Dialog kami pada akhirnya mencuri para pejuang rupiah lainnya, mereka saling menyapa dan saling mengeluarkan pusaka SUMEH untuk memikat.  Pada akirnya aku kuasai satu lorong itu menjadi drama cinta bersama.

Keluh Sang Bunga Telah terdengar

lensasemutureng.blogspot.com _ Keindahan - keindahan di tepian jalan perkotaan terlihat sejuk karena suburnya tanaman kota, mereka bercengkrama melalui udara dan jaman yang membuat mereka bertahan, berkembang dan berevolusi seiring perjalanan waktu.  Tanaman - tanaman itu tidak berakal, tetapi berjiwa, memiliki kesadaran tumbuh dan di tugaskan oleh sang pencipta untuk menjadi pendamping kehidupan manusia, tapi sepertinya manusia benar-benar tempatnya lupa, kalau mereka juga sumber dari adanya udara dan penyaring racun industri yang semakin hari semakin menjadi-jadi. Tanaman itu mulai mengeluh kepada sang pencipta, " ya Tuhan, sungguh sesak setiap hari kami menghirup udara yang penuh dengan polusi, adab transportasi dan uap industri menyiksa kami ditambah sodara kami di penjuru dunia sudah di tebang yang katanya untuk perkembangan jaman, kami yang tersisa dan yang tumbuh di tengah kota harus menyaring sampah-sampah mereka tanpa mereka tau, sampaikan pesanku kepadanya&qu

9 potret pekerja industri gong

Lensasemutireng.blogspot.com _ Masa masa ini benar-benar Gila, industri gong tradisional di desa wirun libur setengah Tahun.  Tanggal 12 September 2020 aku dan kawanku berkunjung kesana, kebetulan lagi buat Gong yang ukurannya berdiameter 100cm tentunya di dalam pikiran saya pasti Wow ini.   Tapi kali ini saya tidak bercerita tentang gong ataupun hasil foto proses membuatnya, tetapi sudah 8 tahun ini saya sudah sering berkunjung tapi saya tidak memotret para empu-empunya. Di sela waktu setelah mereka selesai membuat gong, saya mencoba meminta kepada mereka untuk saya foto, memang masih ada 3 orang yang tidak ikut saya foto karena mungkin kurang PD di depan Camera. Dan ini adalah wajah di balik hasil karya industri Gong.

perjalanan menuju Magelang.

Lensasemutireng.blogspot.com _ Di akhir bulan Agustus , saya menghantarkan pesanan ikan hias menuju rumah singgah salah satu dokter yang dinggal di kota Magelang, kota yang di dalam sejarah tanah Jawa , Magelang menyandang pusat atau titik tengahnya pulau Jawa.   Dalam perjalanan menuju Magelang saya berangkat siang hari sekitar jam 1 siang. Untuk menuju tengahnya pulau Jawa, saya dari kota solo mengambil jalur pegunungan, melewati 2 gunung kembar yaitu Merapi dan Merbabu. Dalam perjalan itu setelah saya melewati pasar cempogo tentu saja akan melewati jembatan yang baru saja di renovasi.  pada saat itu saya merasa agak ngantuk, sambil  sholawatan di jalan lama-lama seperti tertidur tapi saya masih sadar kalau saya berkendara, di sebelah kiri jembatan itu saya melihat sebuah sendang ( tempat pemandian ) dan saya melihat beberapa anak kecil sedang bermain dan satu wanita memakai jarik, mungkin juga setengah tua.  Tapi dalam pikiran saya berkata, " Lo kok ada sendang, bukannya dibawa

sangkar rapuh dan membungkam mulut

Lensasemutireng.blogspot.com _ Langkah kaki pagi siang malam selalu terdengar di berbagai sudut, ekspresi-ekspresi yang Ter sirat di setiap sudut ruang menjadi hiasan waktu yang berjalan. Para pejuang memulai untuk berjuang mencari rezeki untuk menyambung hidup, kalau di tanya apa daganganmu laku? Pasti mereka akan menjawab pasti laku.  Bermodal keyakinan bukan sebuah teori yang di ajarkan oleh para ahli, mereka belajar di jalanan dan hidup di jalanan. Kalau di lihat mereka biasa-biasa saja.. tetap isoh guyaguyu tanpa batas, tetap bisa ngrokok asal ngebul aja. Padahal mereka bukan pengemis bantuan pemerintah, tapi mereka itu pemasok roda ekonomi yang ada di negara ini.  Ada yang bilang miskin harta tapi mereka jujur atas keadaan, lantas yang di atas sana itu kok masih nyolong jatah kami apa masih kurang kaya? Sepertinya kita itu kayak burung dalam sangkar rapuh sepertinya, tapi kita itu lugu jadi gak mau berontak hancurin sangkar kayu rapuh itu. Kita nurut aja dengan keadaa

HUNTING FOTO SABUNG AYAM - PASAR DEPOK SOLO - JAMAN CORONA

lensasemutireng.blogspot.com _ Sejak Pandemi ini ada di tahun 2020 cara pandang dan berfikir saya mulai berubah tentang fotografi. sebelumnya semangat berfotografiku ada karena sebuah imbalbalik dari hadiah ataupun upah pendapatan dari setiap pekerjaan yang ada. Masa-masa sulit ini sangat terasa sekali bagi saya seorang fotografer, pekerjaan utama sebagai fotografer profesional telah hilang sampai hari ini, tetapi masih ada pekerjaan sampingan yang cukup untuk menyambung hidup.  apakah CORONA itu wabah virus biasa-biasa saja yang dikemas media sehingga seperti menyeramkan? atau memang ini adalah peringatan dari tuhan agar kita waspada? atau ada sesuatu di balik politik dunia"? terserah lah, aku wong cilik aku tidak berurusan dengan hal itu, yang aku tau ini sudah takdir dan kehendak TUHAN, yang terjadi terjadilah, tidak ada yang bisa mengubahnya. Kedatangan CORONA di sambut dengan lockdown atau DIRUAMAH AJA, perputaran ekonomi macet sehingga kami wong cilik pencari upah harian har