Langsung ke konten utama

RUWET

 




lensasemutireng.blogdpot.com _ Hari-hari ini sangat terasa panas, hawa dingin terkadang datang. Terkadang juga menjelang sore hari hujan turun menyirami halaman kampong kami, aku diam dan memperhatikan, ada apa ini? 

Aku anggap ini biasa-biasa saja, bukan tanda dari alam, walau aku sebenarnya tidak tau apa-apa. Hanya pikiran yang halusinasi.

 

Aku ini cuma bagian isi dari kota, dan kota bagian dari pulau, pulau – pulau itu bukan Indonesia, Tapi Indonesia bagian dari kami yang banyak.

Para petinggi-petinggi Negara dan para pengusa ibarat seperti dewa yang tidak pernah kenyang dengan hidangan sepesial dari sang maha kuasa sekan perlahan makin lama ingin menyaksikan penderitaan manusia yang KATANYA mahluk sempurna? Tapi sisi bringas dan rakus bagai binatang tanpa ada rasa dan kesadaran berfikir, sekan di otaknya tetang kepentingan personal dan kelompok yang menentukan kebenaran secara sepihak tanpa ada rasa kasih saying, sepertinya mereka itu tidak memiliki cermin di dalam hati.

 

Bukan Soal tau POLITIK, Kata IWAN FALS “POLITIK DUNIA PARA BINATANG” tapi aku ini cuma seniman yang HOBI melihat Warna yang bergerak seperti menari dan mendengarkan suara gelombang yang menjadi irama panggung dunia.

 

Melihat para pejabat berargumen tentang kebaikan? Kebaikan untuk siapa yang sebenarnya???

Mengubah aturan-aturan sekan itu jalan yang benar dan terbaik, dari sisi ini aku melihat warna kelahiran KALIAN “PARA PEJABAT” di Rahim bertatah berlian berselimut emas, tumbuh di lingkungan yang gemerlap dan segalanya ada dan diada-adakan, tidak pernah mendengarkan PERUT BERNYANYI dan TIDAK PERNAH MELIHAT WARNA PUDAR KARENA AIR MATA. 

 

Jika kalian mengubah aturan para buruh untuk mendapatkan upah, para buruh sangat MUNGKIN sekali akan mematuhi aturanmu, mungkin hanya bergejolak sesaat karena kalian itu MANUSIA YANG MENDEWA sehingga mereka para buruh akan tunduk dan patuh atas kebijakan aturanmu, Walau sudah jelas di ujung pekerjaanya, hanya akan mendengar DIBERHENTIKAN atau apalah bahasa menurutmu. 

 

WAHAI para pejabat, Jika kalian benar-benar ingin tau kehidupan kami yang sebenarnya, luangkan waktumu 2 minggu saja, ajak keluargamu semua untuk menjadi bagian dari kami para buruh, mulai dari hal yang PALING sedikit mendapatkan upah. Dan upahmu itu untuk biaya hidupmu dan keluargamu. 

Saya sangat yakin kalian tidak akan mampu, sebenarnya kalian itu lemah, karena kaliah bersembunyi dibelakang HUKUM yang sudah di tegakkan, kalian hidup di ruang ramai bukan sunyi.

 

Kalian tidak pernah tau betapa para pejuang receh harus membagi upahnya untuk hidup. Paling kalian hanya akan mengatakan, salah sendiri jadi orang miskin, salah sendiri jadi pemalas, serba menyalahkan,

 

Dan kini, para MAHASISWA, para generasi muda bergejolak dan anarki di jalanan, sebenarnya mereka mencari sebuah keadilan, untuk kita semua dan untuk masa depan yang kelak akan mereka tempuh. 

Mereka memperjuangkan hak-hak kita sebagai manusia, memberi peringtan untuk para pejabat ‘ MEMANUSIAKAN MANUSIA’

 

Tapi tidak semua berpendapat sama, kini cara berfikir kita adalah soal materi, sehingga para orang tua, para generasi yang sudah berkeluarga mereka merasa kalian mahasiswa anarki adalah hama pengrusak dalam kelangsungan hidup hari ini. Mereka ketakutan tidak berpenghasilan tidak bisa menafkai keluarga. 

 

Sehingga sebagian masyarakat sudah bersiap untuk menghadang kalian para mahasiswa, para penegak hokum sudah berbaris siap menghabisi kalian yang nekat, kaki dan tangan mereka sangat ringan untuk melukaimu, sungguh malang sekali nasip RAKYAT yang hidup di sarang domba HITAM. Maju atau mundurpun musuh kita akan tetap sodara kita.

 

Aku jadi ingat dengan sosok manusia yang saya percayai, kalu beliau ini adalah penerus suara WALI, dan PONOKAWAN yang menjasat manusia, beliau ini adalah mbah NUN. Beberapa tahun lalu ia pernah bicara tentang REVOLUSI, tetapi yang aku ingat adalah “ SING ISOH DANDANI INDONESIA KUI GUR GUSTIALLAH, ORA BAKAL ONO NEK ORA ATAS UTUSAN ALLAH DAN IZIN ALLAH” diapun berkata, Jika memang saya di perintah aku tidak mengajak kalian, AKU BAKAL MAJU DEWE. Aku mesakke karo kowe, uripmu wis do rekoso, JADI AKU TAK MAJU DEWE, kata sang KIAI.

 

 


Postingan populer dari blog ini

Sunrise Di waduk Cengklik 2014 "di bulan Puasa"

lensasemutireng.com - Di bulan yang penuh berkah ini umat islam menahan lapar dan haus. Menikati hari hari yang positif dan meninggalkan hal - hal negatif. Sebagai pecinta fotografi, yang terkadang saat hunting pagi pun susah, karena bangunnya kesiangan. Tapi di bulan puasa ini, dengan adanya tanggung jawab untuk berpuasa untuk menikmati SAUR bersama dengan keluarga. Tapi janganlah terburu-buru untuk tidur, jika kamu suka foto lanscape silahkan berkunjung di waduk cengklik  . untuk menikmati sunrise. Ini hasil sunrise di waduk cengklik Terimakasih Atas kunjungannya... jika anda berkenan dengan foto ini, silahkan klik iklan google adsensenya dan Share postingan ini.  like  Fanspage FB Salam Fotografi.

Kopi Susu

Lensasemutireng.blogspot.com _ KOPI SUSU . Jaman sekarang banyak kawula muda yang tiba-tiba menjadi penikmat kopi, dan semakin banyak para pengusaha kopi di negara ini, mulai dari kedai kopi pinggir jalan hingga coffee shop yang bertema artistik untuk memikat para penikmat kopi. . Memang benar-benar belajar dari sebuah Biji kopi yang memberikan aroma, rasa, dan kejujuran lalu di sandingkan dengan susu murni yang mengingatkan seorang manusia harus tau diri bahwa tanpa ada ibu bumi yang terus menerus memberikan kebaikan tetapi dilupakan.  . Mungkin sudah waktunya untuk benar-benar jujur apa adanya, mungkin sudah waktunya kita benar-benar mengingat dan melihat siapa diri yang sejatinya sehingga sadar kita ini bukanlah bangsa kaleng, tapi kita ini adalah bangsa besar yang kaya akan anugrah dari sang yang maha kuasa. . dhikyaditya2021 

Pengrajin Gerabah di Desa Bentangan wonosari

Dusun Bentangan desa bentangan  Kecamatan Wonosari klaten telah lama di kenal sebagai pengrajin aneka geranbah dari tanah liat seperti kandi, anglo dan wajan. Sebagian besar masyarakat dusun bentangan menurunkan kemampuan mereka kepada anak cucu secara turun temurun. bukan dalam halnya dalem produksi wajan. Bukan hanya dalam hal produksi. warga bentangan secara turun temurun memasarkan produk kepasar tradisional di Solo,Sukokarjo,dan Klaten. Kali ini saya merayap di desa bentangan wonosari, mencari moment dimana para pengrajin gerabah melakukan produksinya. lokasi ini memang bukan tempat wisata, tetapi bagi wisata asing berkunjung ke lokasi ini sangatlah menarik. karena kita akan di suguh dengan luwesnya tangan seorang pengrajin membuat suatu benda dari tanah liat.  Bagi pecinta foto, tempat ini cukup menarik untuk mencari portfolio Human Interest. tapi jangan sembarangan ya, hunting ya hunting. tapi etika dan kesopanan tetap di gunakan, bila mau memotret izin dulu ...