Lensasemutireng.blogspot.com _ Seberapa besar keyakinan kita terhadap kuasa tuhan?
Seberapa banyak manusia percaya kalau pohon dan tumbuhan, batu dan segalanya di dunia ini hidup. Hidup itu ada dan wujut, gerak adalah ruang dan waktu yang memiliki jarak yang berbeda, sehingga manusia lupa diri bahwa iya yang sempurna atas segalanya. Jika aku berkata Merapi itu hidup, kalian akan mrnggapku gila, karena kalian memandang Merapi hanya bagian isi semesta seperti tumpukan batu saja. Kita manusia benar benar sudah melupakan semua, wujud dan penghormatan kepada wujud yang bergerak, derajat berkilau itu kalau apa yang manusia capai dan miliki.
Tapi memang ini adalah dialegtika cinta yang disebut panggung kehidupan yang di dalangi Tuhan, tanpa sebuah keseimbangan kanan dan kiri, atas dan bawah semua hanya akan menjadi kekosongan yang diam dikelilingi cermin cermin dan bias. Lalu dengan adanya semua yang ada ini menjadi sebuah cerita. Cerita pasti dari tuhan, drama tak melulu soal kesedihan dan kesengsaraan yang berujung keindahan, potongan cerita masa depan sudah terpampang dalam media tv yang menjadi hidangan setiap waktu.
Merapi memberi sebuah nasehat melalui warna dan wujud. Merah dan amarah di keluarkan di habiskan lalu diam dan bersabar. Berpuasa tentang membuat kata dan suara. Menghanyutkan amarah dan menahan nafsu untuk tidak serakah. Puncak Merapi berselimut awan seperti menggambarkan bahwa manusia harus ILING LAN WASPODO, berpikir jernih dan suci seakan meminta tuntunan sang pencipta untuk mengambil keputusan.
Dhiky Aditya 2021