Tepat pada pukul 22.45 tanggal 13 Feb 2014 di kota solo ikut merasakan suara guntung di malam itu... saya kira itu suara mesin proyek yang ada pada di dekat rumah tinggal saya. Kemudian saya pun keluar... tidak ada kilat tidak mendung. tapi suara gemerutu sangat terlihat jelas. dan Berita di TV pun muali di kumandangkan... dan ternyata itu memang suara letusan gunung kelut yang meletuskan dan mengeluarkan isi dalam perutnya.
Menjelang pagi saya mulai beraktivitas, mempersiapkan peralatan hunting foto dan tour foto bersama teman - teman saya... setelah saya keluar dari rumah, saypun terkejut... dengan adanya hujan abu yang cukup banyak...mulailah aktivitas saya, mengendarai sebuah mobil, dengan pandangan penuh abu, jalanan dan pohon menjadi putih. jarak pandang mata kurang lebih 10 meter. itu saya rasakan mulai dari pukul 06.00 - 09.00 di kota solo di penuhi abu dari gunung kelut. saya mencoba mendokumentasikan moment ini. karena moment ini belum tentu akan terjadi lagi, jadi jika kelak saya sudah tua, saya bisa menceritakan dan memperlihatkan kepada anak cucu saya, bahwa kota solo mendapat kiriman serbuk penyubur dari gunung kelut.
Masyarakat solo tetap melakukan aktivitasnya, para murit tetap masuk sekolah, para pedagang tetap berjualan menembus abu tebal, tukang becakpun tetap beraktivitas...
saya hanya bisa mendokumentasikan dengan sebisa saya... karena saya mengejar waktu dengan pekerjaan saya, mendampingi para fotografer hobi untuk tour mencari foto di pedesaan.
Beberapa foto saya tangkap... pada pagi hari...
Menjelang pagi saya mulai beraktivitas, mempersiapkan peralatan hunting foto dan tour foto bersama teman - teman saya... setelah saya keluar dari rumah, saypun terkejut... dengan adanya hujan abu yang cukup banyak...mulailah aktivitas saya, mengendarai sebuah mobil, dengan pandangan penuh abu, jalanan dan pohon menjadi putih. jarak pandang mata kurang lebih 10 meter. itu saya rasakan mulai dari pukul 06.00 - 09.00 di kota solo di penuhi abu dari gunung kelut. saya mencoba mendokumentasikan moment ini. karena moment ini belum tentu akan terjadi lagi, jadi jika kelak saya sudah tua, saya bisa menceritakan dan memperlihatkan kepada anak cucu saya, bahwa kota solo mendapat kiriman serbuk penyubur dari gunung kelut.
Masyarakat solo tetap melakukan aktivitasnya, para murit tetap masuk sekolah, para pedagang tetap berjualan menembus abu tebal, tukang becakpun tetap beraktivitas...
saya hanya bisa mendokumentasikan dengan sebisa saya... karena saya mengejar waktu dengan pekerjaan saya, mendampingi para fotografer hobi untuk tour mencari foto di pedesaan.
Beberapa foto saya tangkap... pada pagi hari...