Lensasemutireng.blogspot.com _ dihari sebelumnya engkau itu menasehatiku tentang berketuhanan, bahwa Tuhan itu tidak seribet yang engkau pikirkan,
" Le Kabeh manusia wis diukur kemampuan e, dadi wong sabar sak jembare Samudro, dilakoni Kanti ikhlas, Kabeh wis Ono ketentuan Karo wayah e. Luangno wektumu ziarah Nang panggonane leluhurmu "
Kata itu begitu menggema di telingaku hari ini.
Tiga hari terakir ini engkau membisu denganku, tanpa kata dan nasehat yang seperti biasanya engkau tuturkan kepadaku.
Di hari pertama aku duduk sendirian menemanimu tertidur lelap di sepanjang malam. Di hari ke dua kita bertemu di siang hingga sore hari, sepatah kata' darimana le?
Sambil rokok an di singgasananya di temani dengan segelas teh tawar hangat. Lalu engkau duduk diam seribu bahasa, dan akupun meminta sebatang rokok sambil aku kerjakan karya di ruang sebelah kamarmu. Waktu aku mau pulang engkau lagi pijat, yang aku kira emang lagi pijat capek.
Di hari ke tiga, engkau pergi tanpa sepatah kata. Apa saya sudah lulus dan paham dengan nasehatmu? Sehingga engkau pergi tanpa pamit.
Sampai-sampai hati dan pikiranku berkata. Yg tiada itu raga bukan sukmma.
Baiklah, jika aku kesulitan berkunjunglah di mimpiku. Dan aku akan tetap datang menjengukmu di setiap luang waktu di tempatmu tidur untuk selamanya.
YO BAPAKKU ! YO GURUKU !